majalah dan buku


1.      Pengertian majalah
Majalah adalah sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto dan dijilid dalam bentuk buku, yang diterbitkan secara berkala. Sedangkan yang dimaksud dengan majalah serail itu ialah, majalah yang diterbitkan seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali.
Berikut menurut para ahli pengertian majalah :

Ø  Edwin emery dkk (1967:62-65)

Majalah merupakan media opini”. Jadi dalam sebuah majalah pun terdapat tulisan-tulisan mengenai opini atau pendapat-pendapat, pandangan-pandangan seseorang mengenai sesuatu yang tentunya berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.

Ø  Komarudin, 1984:149

Salah satu jenis alat komunikasi dalam bentuk publikasi yang terbit secara berkala seminggu sekali, atau sebulan sekali, atau pada waktu-waktu yang teratur. Majalah ini di terbitkan dengan isi yang antara lain artikel-artikel, berita-berita, cerita-cerita yang mengandung nilai sastra, fiksi dan non-fiksi, puisi, resensi, kritik-kritik, karikatur, lelucon-lelucon, pengisi (filler), tajuk rencana, kadang-kadang iklan.
2.      Sejarah majalah
Majalah yang paling awal adalah erbauliche monaths – unterredungen (1663–1668) diterbitkan oleh johann rist, seorang teolog dan penyair dari hamburg, jerman.  Jenis majalah yang lebih ringan isinya, atau berkala hiburan, pertama kali terbit pada 1672, yaitu le mercure galant, didirikan oleh seorang penulis, jean donneau de vice. Isinya: kisah-kisah kehidupan, anekdot, dan mutiara hikmah. Di awal terbitannya, berbagai majalah didesain hanya untuk kalangan terbatas. Penerbitnya lebih suka disebut pengelola ”quality” magazines.
Sejak 1830-an, bermunculan majalah-majalah berharga murah, yang ditujukan kepada publik yang lebih luas. Awalnya berbagai majalah ini menyajikan mater-materi yang bersifat meningkatkan, mencerahkan, dan menghibur keluarga. Tapi, pada akhir abad 18 berkembang majalah-majalah populer yang semata-mata menyajikan hiburan.

3.      Perkembangan majalah di indonesia
Di jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama pantja raja pimpinan markoem djojohadisoeparto dengan prakarsa dari ki hadjar dewantoro, sedang di ternate pada bulan oktober 1945 arnold monoutu, dan dr hassan missouri menerbitkan majalah mingguan menara merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan radio republik indonesia (rri). Di kediri terbit majalah berbahasa jawa djojobojo, pimpinan tadjib ermadi. Para anggota ikatan pelajar indonesia di blitar menerbitkan majalah berbahasa jawa, obor (suluh)

Ø  Awal kemerdekaan
Soemanang sh yang menerbitkan majalah revue indonesia, dalam salah satu edisinya pernah mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya sudah mencapai ratusan.
Semuanya terbit dengan satu tujuan, yakni menghancurkan sisa-sisa kekuasaan belanda, mengobarkan semangat perlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.

Ø  Zaman orde lama
Pada masa ini, perkembangan majalah tidak begitu baik, karena relatif sedikit majalah yang terbit. Sejarah mencatat majalah star weekly, serta majalah mingguan yang terbit di bogor bernama gledek, namun hanya berumur beberapa bulan saja.

Ø  Zaman orde baru
Awal orde baru, banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenisnya, di antaranya di jakarta terbit majalah selecta pimpinan sjamsudin lubis, majalah sastra horison pimpinan mochtar lubis, panji masyarakat dan majalah kiblat.
Hal ini terjadi sejalan dengan kondisi perekonomian bangsa indonesia yang makin baik, serta tingkat pendidikan masyarakat yang makin maju.

Ø  Majalah pada era digital

Awalnya, majalah elektronik hanya mengambil artikel dari versi cetak yang kemudian diposting secara online. Tujuannya hanya untuk memancing konsumen agar tetap berlangganan versi cetak dari majalah tersebut.
Namun, saat ini majalah elektronik sudah semakin canggih dan berkembang sehingga mampu membuat majalah yang memiliki konten serta karakteristik yang original dari masing-masing majalah tersebut.
Bagi penerbit, majalah berbasis internet yang melakukan penyampaikan informasi lewat dunia maya ini tentunya harus lebih berhati-hati. Editor harus memegang kendali terhadap kontent-konten yang masuk. Hal tersebut digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada kontent yang menyinggung dan tidak menyenangkan bagi khalayak.

4.      Krisis industri majalah di dunia
Penetrasi  media digital kepada masyarakat berdampak sangat signifikan pada media majalah sejak 2008-an industri majalah berguguran: 528 majalah di as gulung tikar (2008), 40 (jan-feb 2009) salah satunya majalah Inc Time,
Majalah berita tinggal time (tiras flat 3.1 jt ) salah satu penyebab bangkrutnya majalah time yaitu time inc. Melakukan merger dengan perusahaan media berbasis web aol (america online). Harapannya, time inc. Dapat menebus kegagalan pathfinder mengingat aol punya basis pengguna yang cukup besar, yakni 26 juta pelanggan. Namun, realitas bicara sebaliknya: aol tak lebih baik daripada pathfinder. Konten milik time inc. Tidak laku di pasaran dan menyebabkan kerugian sebanyak $98,7 miliar pada 2002.

5.      Konvergensi buku dan majalah ke digital
Pada era digital banyak muncul media-media analog berubah atau mengikuti perkembangan teknologi dengan menjadi menjadi media digital salah satunya buku dan majalah.
Seperti e-book, buku yg diproduksi dan disajikan dgn e-book formats (28 jenis), mis. Adobe pdf, html, amazon, format oeb forum bedakan  publication, reading device/dedicated reader, buku genggam  reading system of hardware & software. Bahkan sekarang ada aplikasi yang bernama wattpad untuk orang-orang yang suka menulis dan dapat mendesain buku online sesuai yang kita inginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi dan Industri Media: Televisi

Emina Creamatte 17-an